TUGAS
MATA KULIAH TEKNOLOGI HASIL HUTAN
STRUKTUR
ANATOMI SOFTWOOD DAN HARDWOOD
SIMON ONGGO EKO HASTOMO
41205425117082
PROGRAM
STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
NUSA BANGSA
BOGOR
2019
Struktur anatomi kayu meliputi bentuk,
ukuran, sifat, fungsi, proporsi dan susunan dari sel-sel penyusun kayu,
sedangkan sifat kayu tak lain adalah ukuran kualitas atau gambaran dari kayu
itu sendiri secara keseluruhan. Struktur anatomi kayu dapat diamati melalui
pengamatan secara makroskopis, mikroskopis, maupun submikroskopis.
Dalam dunia perdagangan, kayu dibagi
menjadi dua golongan utama, yaitu softwood dan hardwood, kayu
dari golongan gymnospermae termasuk kedalam kayu lunak dan sel-sel
penyusunannya didominasi sel trakeid (90-94%) dan sebagian kecil parekim, adapun
kayu dari golongan angiospermae dikotiledon termasuk kedalam kayu keras
dengan sel penyusunnya lebih bervariasi dibandingankan dari kayu lunak. Untuk
membedakan kayu softwood dengan hardwood bisa dilihat dari sifat morfologinya, sel-sel penyusun yaitu sel
penyalur (tracheary), sel penyimpan makan (parenchymstous), sel
penguat (prosenchhymatos) menurut Tsoumis (1991).
1. Struktur anatomi kayu Hardwood.
Struktur kayu daun lebar
lebih bervariasi dan lebih kompleks dibandingan kayu daun jarum (Panshin dan de
Zeeuw,1980). Kayu daun lebar lebih kompleks dibandingkan dengan kayu daun jarum bukan hanya dari tipe sel-selnya
tetapi juga menunjukan banyaknya variasi dalam hal bentuk, ukuran, dan susunannya.
a. Pembuluh pori (Vessel Element)
Suatu struktur sel pada hardwood
bentuk seperti tabung dimana ukuran diameternya
lebih besar dari serat. Pembuluh hanya terdapat pada tumbuhan hardwood.
Gambar 1.
Bentuk pembuluh (vesel) kayu Hardwood
Secara umum sebaran
pembuluh pori terbagi menjadi 2 yaitu tersebar (difus) dan berkelompok. Pengelompokan
pembuluh dapat dilihat dari arah radial, tangsial atau diagonal. Selain itu
pembuluh pori memiliki noktah yang merupakan penghubung antar pembuluh dan
noktah memiliki pola penyebaran scalariform,
opposite dan alternate. Reaksi enzimatik menyebabkan dinding penyekat
pembuluh menjadi terbuka sehingga terbentuk bidang peforasi, dimana kondisi
tersebut terjadi pada saat pembuluh menjadi dewasa bentuk bidang perforasi pada
sel pembuluh antara lain simple, scalarifofrom, dan foraminate perforation.
Gambar 2.
Noktah, Pola Penyebaran dan bidang perforasinya
b. Fiber Trachheids
Sel yang berbentuk
panjang langsing, dindingnya lebih tebal dari parenkim dan pembuluh. Panjangnya
300-600 mikron, dengan diamternya 25-50 mikron. Sel fiber trakeid pada hardwood
lebih pendek bila dibandingkan dengan trakeid pada softwood.
Gambar 3.
Fiber hardwood
c. Longitudial Parenchyma
Parenkim biasanya
terlihat berupa jaringan yang berwarna lebih cerah dari pada jaringan serat,
secara umum tipe parenkim menjadi 2 yaitu parenkim apotrakea (tidak
berhubungan langsung dengan pebuluh) dan paratrakea (berhubung langsung
dengab pembuluh). Parenkim apotrakea terdiri atas parenkim baur, parenkim
kelompok baur, parenkim pita (matoa), parenkim bentuk jala (nyatoh), parenkim
bentuk tangga (kayu tepis) sedangkan parenkim paratrakea terdiri atas
paratrakea jarang, parenkim terselubung, parenkim berbentuk sayap (Alifrom)
dan parenkim konfluen.
Gambar 4.
Longitudial parenkim
d. Saluran Interselular
Pada hardwood
saluran interselular biasa disebut saluran damar. Saluran interselular
dibagi dua berdasarkan arah bentangnya
yaitu saluran aksial (searah dengan sumbu batang) dan saluran radial (searah
dengan jari-jari), sedangkan berdasarkan proses terjadinya saluran interselular
dibedakan menjadi 2 yaitu normal (faktor keturunan) dan traumatik (faktor
pelukaan)
e. Jari-jari
Jari-jari pada hardwood
bervariasi keberadaannya, rata-rata jumlah volume jari-jari berkisaran antara
5-30% dari total volume kayu. Pada hardwood tidak memiliki trakeid
jari-jari, namun memiliki upright cells (sel tegak penyusun jari-jari)
dan procumbent cell (sel rebah penyusun jari-jari). Dan jari-jari pada hardwood
disusun oleh sel parenkim jari-jari.jari-jaro terbagi menjadi 2 yaitu
homoselular dan heteroselular, sedangkan berdasarkan jumlah sel kearah lebarnya
meliputi uniseriate, biseriate dan multiseriate.
Gambar 5
jari-jari Kayu dan jari-jari Uniseriate
2. Struktur Anatomi Softwood
Mengkalasifikasikan
tipe-tipe sel kayu daun jarum berdasarkan orietasi dan fungsi dari sel-sel
penyusunnya menurut Lewis dan Goldstein (1991).
a. Longitudinal tracheld
Softwood tersusun lebih dari 90% sel panjang yang
dikenal dengan longitudinal tracheida dengan panjang 3-4 mm apabila
dibandingkan dengan fiber pada hardwood. Sel ini berbentuk primastik
dengan ujung tertutup dan pada dinding trakeid terdapat noktah.tipe noktah
ialah border pits berada pada dinding radial. Sedangkan trakheid pada
kayu memiliki dinding tipis dengan sedikit lumina bentuknya cenderung persegi
panjang sepanjang arah tangensial.
Gambar 6 Longitudinal
tracheld
b. Longitudinal Parenchyma
Parenkim longitudinal (aksial)
keberadaannya digolongkan menjadi 3 macam yaitu tidak ada, jarang, dan ada namun jumlahnya tidak tetap. Namun
jika ada parenkim tersebar diantara trakeid zonate atau Banded
serta boundary.
c. Saluran Interselular
Saluran resin merupakan
ruangan antara dari sel softwood yang dibuat oleh pemisahan dari sel-sel
yang berdekatan, kondisi ini terjadi pada awal perkembangan jaringan kayu yang kemudian sel menghasilkan sel
khusus penghasilan resin yaitu sel epitellal. Keberadaan saluran resin
secara aksial di antara trakeid vertikal dan
secara radial di dalam jari-jari dan secara
umumnya saluran resin memiliki diameter yang lebih besar dari pada radial namu
keduanya berguna sebagai penghubung dan pembuat jaringan dalam pohon dan
apabila terjadi perubahan dari kayu gubal menjadi kayu teras, saluran resin
akan tersubat oleh tylosoid, kejadian ini hampir mirip dengan
terbentuknya tylosis pada hardwood namum perbedannya ialah tylosoid
dihasilkan oleh epithelial dan tidak memiliki rongga noktah.
Gambar 7
Sel epithel
d. Jari-jari
Jari-jari pada softwood
sebagian besar adalah uniseriate, hanya sebagian kecil yang biseriate
dengan rata-rata jumlah volume jari-jari berkisar antara 5-30 % dari total
volume kayu. Ketika jari-jari terbentuk pada saluran resin maka jari-jari pada
bagian tengah akan lebih besar dimana pada arah radial akan ditemukan ruang
interselular. Jari-jari yang mengandung saluran resin disebut jari-jari fusiform.
Gambar 8.
Jari-jari fusiform
Berikut dapat
disimpulkan perbedaan antara softwood dan Hardwood :
No
|
Uraian
|
Softwood
|
Hardwood
|
1
|
Kekerasan kayu
|
Kayu lunak
|
Kayu keras dan
berat
|
2
|
Struktur kayu
|
Sederhana
|
Kompleks dan
beragam
|
3
|
Bentuk daun
|
Jarum
|
Lebar
|
4
|
Bentuk tajuk
|
Kerucut
|
Tajuk
besar/membundar
|
5
|
Proses pertumbuhan
|
Cepat dan lurus
|
Batang tidak lurus
dan lambat
|
6
|
Berat Jenis
|
< 320 Kg/M3
|
> 320 Kg/M3
|
7
|
Solulosa
|
43+ 2%
|
45 + 2%
|
8
|
Hermiselulosa
|
27 + 2 %
|
30 + 5%
|
9
|
Lignin
|
27 + 2%
|
20 + 4%
|
10
|
Ekstraktif
|
3 + 2%
|
5 + 3%
|
Tabel 1. Perbedaan softwood dan Hardwood
Daftar
Pustaka :
https://worldofnaveezha.wordpress.com/2013/04/06/perbedaan-kayu-keras-dan-kayu-lunak/
diakses pada
tanggal 1 Oktober 2019
id.wikipedia.org/wiki/Kayu
diakses pada tanggal 1 Oktober 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar